Serat Wulang Reh adalah karya sastra Jawa klasik yang ditulis oleh Sri Susuhunan Paku Buwana IV di Kasunanan Surakarta. Berdasarkan namanya karya sastra ini terdiri atas dua kata, yaitu wulang dan reh. Kata wulang berarti ajaran atau nasehat yang disampaikan kepada orang lain, sedangkan reh artinya suatu hal atau wilayah bagian yang dipimpin. Sehingga Serat Wulang Reh memiliki ajaran mengenai sesuatu hal yang harus dilakukan oleh sekelompok orang di wilayah, zaman dahulu mungkin di Kasunanan Surakarta.
Berikut ini
video membaca tembang macapat Gambuh dari Serat
Wulang Reh:
SYAIR TEMBANG GAMBUH
Berikut ini
syair tembang Gambuh yang terdapat dalam video tersebut:
Sekar gambuh ping catur
Kang cinatur polah kang kalantur
Tanpa tutur katula tula katali
Kadaluarsa katutuh
Kapatuh pan dadi awon
TERJEMAHAN TEMBANG GAMBUH
Berikut ini terjemahan dalam bahasa Jawa modern dan bahasa
Indonesia tembang Gambuh yang terdapat dalam video tersebut:
Sekar gambuh
ping catur
(Tembang gambuh
kaping papat)
Lagu gambuh yang
keempat
Kang cinatur
polah kang kalantur
(Kang diomongake
bab kelakuan kang wis kebacut)
Yang dibicaralan
tentang perilaku yang sudah terlewat batas
Tanpa tutur
katula tula katali
(Tanpa pitutur
bakal luwih nemen utawa ora kinandalenan)
Tanpa nasehat
akan semakin tidak terkendali
Kadaluarsa
katutuh
(Wis kebacut
dadi pakulinan)
Sudah terlanjur
menjadi suatu kebiasaan
Kapatuh pan dadi
awon
(Kebiasaan kang
saged ngakibataken ke ala an)
Kebiasaan yang
bisa mengakibatkan suatu keburukan
Sekian pembahasan mengenai Serat Wulang Reh pupuh Gambuh pada siji, semoga bermanfaat. (*)
No comments:
Post a Comment