Serat Wedhatama adalah karya sastra Jawa klasik yang ditulis oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IV di Kadipaten Mangkunegaran. Berdasarkan namanya karya sastra ini terdiri atas dua kata, yaitu wedha dan tama. Kata wedha berarti ajaran atau nasehat yang disampaikan kepada orang lain, sedangkan tama artinya suatu hal yang dipentingkan. Sehingga Serat Wedhatama memiliki ajaran mengenai sesuatu hal yang dipentingkan atau menjadi ajaran penting (pitutur luhur) bagi pembacanya.
Berikut ini
video membaca tembang macapat Pangkur dari Serat
Wedhatama:
SYAIR TEMBANG PANGKUR
Berikut ini
syair tembang Pangkur yang terdapat dalam video tersebut:
Mingkar mingkuring angkara
Akara karenan marda siwi
Sinawung resmining kidung
Sinuba sinukarta
Mrih ketarta pakartining ngelmu luhung
Kang tumrap ing tanah Jawa
Agama ageming aji
TERJEMAHAN TEMBANG PANGKUR
Berikut ini terjemahan dalam bahasa Jawa modern dan bahasa
Indonesia tembang Pangkur yang terdapat dalam video tersebut:
Mingkar
mingkuring angkara
(Nyingkirke
hawa nepsu)
Menghindari hawa
nafsu
Akarana karenan
mardi siwi
(Menawa seneng ngajari putra)
Karena ingin
mendidik anak
Sinawung
resmining kidung
(Karonce
lumantar endahing tembang)
Terangkai dalam
indahnya nyanyian atau lagu
Sinuba sinukarta
(Diurmati lan
dregani)
Dihormati dan
dihargai
Mrih ketarta pakartining
ngelmu luhung
(Supaya
mangerteni gunane ngelmu luhur)
Supaya mengerti kegunaan
ilmu luhur
Kang tumrap ing
tanah jawa
(Kang ana ing
tanah Jawa)
Yang diterapkan
di tanah Jawa
Agama ageming
aji
(Agama dadi pituduh kang wigati tumrap panguripan)
Agama jadi petunjuk
penting bagi kehidupan
Sekian pembahasan mengenai Serat Wedhatama pupuh Pangkur pada siji, semoga bermanfaat. (*)
No comments:
Post a Comment