Tembung saroja merupakan susunan kata yang termasuk dalam bahasa indah, karena bentuk ini tidak sesuai dengan susunan kata biasanya. Tembung saroja bisa dikategorikan ke dalam basa rinengga. Mari kita belajar bersama mengenai tembung saroja.
PENGERTIAN TEMBUNG SAROJA
Tembung saroja gabungan dari dua kata, yaitu tembung dan saroja. Tembung berarti kata, sedangkan garba memiliki dua arti
sebagai berikut.
- Saroja berarti rangkap atau dobel.
- Saroja yang artinya bunga tunjung, padma, atau teratai.
Maka tembung saroja artinya kata ulang atau rangkap, yaitu kata yang penggunaannya diulang atau dirangkap. Tembung saroja adalah dua kata yang artinya sama atau mirip yang sudah biasa digunakan oleh masyarakat.
CIRI-CIRI TEMBUNG SAROJA
Berikut ini ciri-ciri tembung saroja yang harus kita ketahui.
- Tembung saroja biasanya mengandung arti atau makna mbangetake atau menegaskan.
- Bagi pengetahuan paramasastra Jawa termasuk tembung camboran atau kata campuran.
CONTOH TEMBUNG SAROJA
Mari kita memperlajari contoh-contoh tembung saroja berikut
ini.
Aku krungu tembang rawat-rawat ujare bakul sinambewara (sambewara
artinya saudagar yang pekerjaan sebagai pedagang, sehingga artinya mirip
dengan bakul atau pedagang).
Nadyan aku buta, nanging aku dudu buta
pracore. Aku isih klebu buta manggala kang tau-tate
mbedhah praja mboyong putri (kata tau atau pernah sama artinya dengan kata tate yaitu bahasa krama dari kata tau, namun biasanya dalam bahasa
sehari-hari kata tate sering
diucapkan dengan kata nate).
Manawi sampun terang tarwaca dhawuh timbalanipun Gusti, lajeng kapareng kawula
mangkat mbenjing punapa Gusti? Ora ketang sambung obor budhala ing dina iki uga. (kata tarwaca itu juga bisa diartikan terang,
sehingga terang tarwaca itu bisa
disebut tembung saroja)
Contoh tembung saroja lainnya mari kita lihat berikut ini.
- tumpang tindhih = tumpang tindih
- amrik minging = bau wangi
- gagah prakosa = gagah perkasa
- teguh santosa = kuat
- tata krama = tata krama
- arum wangi = bau wangi
- kongas ngambar = semerbak baunya
- nistha dama = nista atau jelek
- andhap asor = rendah hati
- kukuh bakuh = kuat
- tindak tanduk = tingkah laku
- watak wantu = sikap
- baya pakewuh = rintangan
- godha rencana = godaan
- lalu lungse = sudah berlalu
- tandang grayang = melakukan pekerjaan
- lagak lageyan = perilaku
- sabar darana = sabar sekali
- rame gumuruh = ramai sekali
- nungsang jempalik = jungkir balik
- sayuk rukun = rukun sekali
- sih tresna = belas kasih
- solah bawa = tingkah laku
- solah tingkah = tingkah laku
- tingkah laku = perilaku
- akal budi = pemikiran
- mukti wibawa = kedudukan tinggi
- endah peni = indah sekali
- adi luhung = bernilai tinggi
- edi peni = indah sekali
- mula buka = permulaan
- angkara murka = sikap jahat
- budi pekerti = perilaku
- sri narendra = raja
- suka rena = senang sekali
- dhawuh timbalan = perintah
- glogok sok = dituang semua
- tata trapsila
= norma kesusilaan
- sinuba sinukarta = sangat dihormati
- japa mantra = mantra atau doa
- tepa tuladha = contoh
- gepok senggol = bersentuhan
- tepa palupi = contoh
- rahayu slamet = selamat
- sato kewan = hewan
- tambal sulam = tambal atau melengkapi
- iguh pratikel = cara atau siasat
- tumpuk undhung = menumpuk
- campur adhuk = tercampur
- njungkir walik – jungkir balik
- babak bundhas = terluka parah
- sumbang surung = sumbangan atau andil
PENGGUNAAN TEMBUNG SAROJA
Berikut ini contoh penggunaan tembung saroja dalam tembang
macapat pada kesusastraan Jawa.
Dharat sawadyanira
Wong agung ing Jodhipati
Mandi gada geng anglela
Kadya prabata lumaris
Sawadyanira sami
Mandi gada ting renggunuk
Wadya bala Pamenang
Nem atus pamuking jurit
Busanane pan sami poleng sedaya
(Parta
Krama karya R. Ng. Sindusastra)
Keterangan :
Kata wadya bala pada tembang
Sinom tersebut termasuk tembung saroja. Wadya memiliki arti mirip dengan bala,
yaitu prajurit. Bentuk tembung saroja tidak boleh semaunya, namun harus
mengikuti bentuk yang sudah lumrah atau sering digunakan. Wadya bala itu sudah
lumrah, tidak bisa diganti dengan bala
wadya.
Demikian pembahasan mengenai tembung saroja, semoga bermanfaat bagi kita semua. Mari kita lestarikan bahasa dan sastra Jawa sebagai warisan leluhur bangsa. (*)
Pati
ReplyDelete