Bagi generasi yang lahir pada tahun 90-an ke bawah adalah generasi yang pernah merasakan indahnya persahabatan. Di mana saat itu kita hidup di dunia yang benar-benar nyata. Apa betul persahabatan di masa tersebut indah? Coba kita mengingat-ingat kesan masa lalu ‘dolanan di masa kecil dulu.
Ya, betul sekali persahabatan kala itu memang betul-betul
terpampang nyata, gimana tidak? Kita bersahabat dengan teman yang biasa bertemu
dan berdekatan dengan kita setiap harinya. Sahabat kita selalu menemani dalam
melaksanakan aktivitas sehari-hari. Sahabat kita dengan setia menemani kita,
baik dalam suasana senang, bahkan pada saat suasana susah.
Kini hal itu sudah berubah 180 derajat. Dulu teman adalah
orang yang berada di dekat kita, lawan adalah orang yang jauh dari kita.
Sekarang bisa saja teman itu adalah orang yang jauh dari kita, serta bisa juga
lawan ada di dekat kita. Kehidupan sekarang sudah serba terbalik, maka sering
dikatakan ‘Dunia Terbalik’.
Adanya media sosial membuat kita bisa berhubungan dengan semua
orang tanpa ada hambatan jarak. Melalui media sosial kita bisa berhubungan
dengan orang lain antardesa, antarkota, bahkan antarnegara. Batas tidak menjadi
masalah lagi untuk menjalin hubungan, namun kadang lupa dengan orang di
sekeliling kita yang selalu memperhatikan kita.
Kembali lagi ke pembahasan kita untuk mengingat-ingat
‘dolanan’ yang menjadi favorit kita bersama sahabat dulu. Ayo siapa yang masih
ingat?
GUBUK DARI PELEPAH
Masihkan ingat dulu pernah bermain rumah-rumahan dengan
pelepah daun pisang? Ya, itu termasuk ‘dolanan’ yang paling asyik. Gubuk pelepah terasa rumah mewah. Semua
aktivitas bermain dilakukan di situ, dari bercanda dengan teman, makan-makan
dengan teman, walaupun hanya makanan dari pekarangan yang masak seadanya. Semua
itu rasanya bisa merekatkan rasa persahabatan antarteman kita dulu. Bahkan kalau
kita kecapekan kita bisa rebahan dan tidur-tiduran di situ.
Rumah Pelepah Pisang |
SUASANA MILITER DENGAN MERIAM BAMBU
Bagi masyarakat sipil untuk merasakan suasana militer rasanya
sulit ya? Namun pernahkah kita mengingat dulu pernah bermain meriam bambu?
Permainan ini biasanya ada di waktu bulan Ramadan tiba. Rasanya kurang afdol
kalau bulan puasa belum menyalakan meriam bambu. Belum seperti sekarang yang
biasanya main kembang api yang tinggal beli. Dulu meriam bambu bahannya harus
cari sendiri, yaitu menebang bambu (pring ori) dari kebun belakang rumah. Bahan
bakar yang digunakan bisa menggunakan karbit atau minyak tanah. Rasa puas jika
meriam bambu itu sudah menyala, dor-dor-doooorrr.
Namun mainnya harus hati-hati ya!
Meriam Bambu |
BERENANG DI SUNGAI
Kalian kalau berenang tempatnya di mana? Kolam renang ya. Itu
sudah pasti dengan fasilitas yang memadai, namun dulu anak generasi 90-an sulit
menemukan kolam renang. Sehingga mereka akan mencari tempat berenang yang mirip
kolam renang. Kira-kira di mana ya? Ya, di sungai atau dalam bahasa Jawa kali atau kedhung seperti nyanyian maestro campursari Didi Kempot berikut
ini:
Kosokan watu neng kali nyemplung neng
kedhung --- byur
Jaman dhisik durung usum sabun ---
pabrike rung dibangun
Andhukku mung cukup andhuk sarung
Dolananku montor cilik saka lempung
Mandi di Sungai |
Walaupun rasa senang bisa berenang sungai, namun sebaiknya jangan dilakukan untuk menjaga keselamatan ya. Ingat dulu orang tua pasti marah ketika melihat anaknya kalau berenang di sungai. Bahkan dari sekolah dan belum sempat pulang ke rumah sudah langsung berenang ke sungai. Sebaiknya kalau berenang dilakukan di kolam renang dengan pendampingan orang tua.
TEBAK-TEBAKAN DARI TUTUP BOTOL
Saya punya tebakan ya, coba kalian jawab! Dipakai kencang, tidak dipakai
kendur? Apa hayo? Jawabnya, tali kolor.
Tutup Botol Minuman Soda |
Gimana rasanya kalau kita memiliki paling banyak tebak-tebakan dibanding dengan teman yang lainnya? Wah pasti asyik ya, karena dulu ketika jam kosong sering bermain tebak-tebakan dengan teman. Wah kelas bisa ramai sekali seperti pasar. Kalau sekarang kita tinggal cari tebak-tebakan di internet, namun dulu hidup kita belum begitu dekat dengan internet. Lalu bagaimana cara mencari tebak-tebakannya? Masih ingat dulu kita kalau minum minuman bersoda seperti coca-cola, fanta, atau sprite yang ditunggu apanya hayo? Benar sekali, dulu di tutup botolnya ada tebak-tebakan. Semakin banyak kita mengumpulkan tutup botol minuman itu, maka semakin banyak tebak-tebakan yang kita miliki.
BERMAIN GAME WATCH
Apakah kalian suka main game di handphone? Mudah sekali rasanya ya, asalkan handphone terdapat pulsa internet di mana pun sekarang kita bisa
bermain game, bahkan jenisnya banyak sekali. Namun sebelum itu semua, anak-anak
generasi 90-an memiliki game legendaris, yaitu game watch. Apa itu ya? Game watch
adalah permainan genggam yang bisa dilihat melalui sebuah layar LCD. Kalau sudah
main game watch pasti lupa waktu,
makanya kalau waktunya ujian benda yang satu ini sering disita olah orang tua. Benar
nggak?
Game Watch |
MENJADI PENEMBAK SEJATI
Gimana ya rasanya kita berada di arena peperangan? Pasti membuat hati berdebar-debar. Anak-anak generasi 90-an pernah merasakan itu semua? Apa mereka pergi perang? Tidaklah. Dulu ada permainan tembak-tembakan menggunakan batang bambu dalam ukuran kecil dan sebagai pelurunya menggunakan kertas koran yang dibasahi atau buah jambu yang masih kecil. Permainan ini aman kok untuk anak-anak, karena jika terkena pelurunya rasanya tidak sakit. Walaupun begitu jika ingin menembakkan pelurunya harus berhati-hati, jangan diarahkan ke bagian tubuh yang sensitif seperti mata dan sebagainya.
Pistul Bambu |
Jadi rindu masa lalu ya. Semua 'dolanan' itu akan tersimpan rapi sebagai kenangan yang tak terlupakan. (*)
No comments:
Post a Comment