Banyak sekali bentuk ungkapan dalam bahasa Jawa yang memiliki nilai kesusastraan yang tinggi. Salah satu ungkapan yang menarik untuk dibahas adalah wangsalan. Bentuk wangsalan ini mirip dengan cangkriman, sehingga juga bisa digolongkan dalam jenis basa rinengga atau bahasa yang indah.
PENGERTIAN WANGSALAN
Wangsalan adalah ungkapan yang mirip dengan cangkriman atau tebak-tebakan, namun biasanya jawabannya sudah tertera di akhir kalimatnya. Walaupun jawaban sudah tertera, namun bentuknya tidak secara terang-terangan. Jawaban pada wangsalan disampaikan secara tersembunyi atau disandikan (sinandi). Misalnya saja jawaban itu hanya disampaikan dalam bentuk satu suku kata atau lebih sehingga bunyinya mirip dengan kata yang menjadi jawabannya.
JENIS WANGSALAN
Wangsalan sebagai salah satu bentuk basa rinengga memiliki
dua jenis sebagai berikut.
Wangsalan Biasa
Wangsalan biasa bisa terdiri atas satu kalimat dan dua
kalimat. Biasanya dalam satu kalimat terdiri dari dua klausa. Biasanya klausa
pertama terdiri atas empat suku kata dan klausa kedua terdiri atas delapan suku
kata.
Wangsalan Edi-Peni atau Indah
Wangsalan edi-peni juga bisa terdiri atas satu kalimat dan
dua kalimat seperti yang terjadi pada wangsalan biasa. Wangsalan edi-peni dalam
satu kalimat juga terdiri dari dua klausa. Biasanya klausa pertama terdiri atas
empat suku kata dan klausa kedua terdiri atas delapan suku kata. Letak
perbedaan wangsalan edi-peni dengan wangsalan biasa adalah jenis wangsalan
edi-peni itu kalimatnya menggunakan purwakanthi guru swara.
CONTOH WANGSALAN
Contoh wangsalan ini akan kita bahas sesuai dengan jenis
masing-masing.
Wangsalan Biasa
Berikut ini contoh wangsalan biasa yang terdiri atas satu
kalimat:
- Nyaron bumbung (angklung), ngantos cengklungen anggen kula ngantu-antu ngentosi rawuh panjenengan.
- Mrica kecut (wuni), muni kok bab sing ora nyata.
- Balung janur (sada), apa nyata bakal sida.
- Balung jagung (janggel) Mas, sampun ketanggelan.
- Sarung jagung (klobot), bobot timbang rak ana ing aku.
- Sekar aren (dangu) lo Mas, sampun dangu-dangu tumunten rawuh mriki malih.
Berikut ini contoh wangsalan biasa yang terdiri atas dua
kalimat:
- Jenang sela (apu), wader kalen sesondheran (wader). Apuranta, yen wonten lepat kawula.
- Sayuk karya (saiyeg), wulung wido mangsa rowang (bido). Sayektine, wit saking bodho kawula.
- Gelang swedha (ali-ali), kancing gelung munggwing dhadha (peniti). Ajwa lali, den nastiti barang karya.
- Jenu tawa (tungkul), dhepoke Pandhta Drona (Sokalima). Ywa katungkul, ulah suka tan prayoga.
- Wideng galeng (yuyu), putra Kresna Paranggrudha (Samba). Tyas rahayu, agawe tibaning wahyu.
Wangsalan Edi-Peni atau Indah
Contoh wangsalan edi-peni yang terdiri atas satu kalimat
sebagai berikut:
- Kapi jarwa (kethek), dakpetek mangsa luputa.
- Kawi banyu (tirta), nyata karangane guru.
- Carang wreksa (pang), nora gampang ngarang Jawa.
- Kukus gantung (sawang), daksawang sajake bingung.
- Kembang ganyong (midra), aja cidra marang wong.
Contoh wangsalan edi-peni yang terdiri atas dua kalimat
sebagai berikut:
- Bayem arda (lateng), ardane ngrasuk busana (besus). Mari anteng, besuse saya ketara.
- Kulik priya (tuhu), priya gung Anjani putra (Anoman). Tuhu eman, wong anom wedi kangelan.
- Tepi wastra (kemada), wastra kang tumrap mustaka (iket). Para mudha, ngudia angiket basa.
- Kancing gelung (tusuk kondhe), gelung kondhe medhel Bandung (cioda). Besuk apa, damange mring Sastra Jawa.
- Yaksa dewa (Bathara Kala), dewa-dewi lir danawa (Bathari Durga). Kala mudha, bangkit ambengkas durgama.
Demikian pembahasan mengenai wangsalan semoga bermanfaat bagi
kita semua. Mari bersama-sama melestarikan bahasa dan sastra Jawa sebagai
warisan leluhur bangsa! (*)
No comments:
Post a Comment