Masyarakat Jawa sebagai bangsa timur selalu memperhatikan tatanan dalam bersikap maupun berucap dalam setiap bersosialisasi. Semua tatanan itu sering disebut etika. Maka seseorang yang memiliki sikap dan ucapan baik dalam masyarakat sering disebut orang beretika. Beberapa pendapat para ahli mengenai etika.
- James J.
Spillane SJ menjelaskan etika
adalah mempertimbangkan atau memperhatikan perilaku manusia ketika membuat
keputusan moral. Etika lebih lanjut mengarah pada penggunaan intelek manusia
dengan objektivitas untuk menentukan hak atau kejahatan dan perilaku seseorang
kepada orang lain.
- Drs. H.
Burhanudin Salam menyampaikan etika
adalah sebuah cabang filsafat yang berbicara tentang nilai dan norma yang dapat
ditentukan oleh perilaku manusia dalam kehidupan mereka.
- Prof. Dr.
Franz Magnis Suseno mengungkapkan etika
adalah ilmu yang memberikan arah, referensi dan dasar untuk tindakan manusia.
- Surgarda
Poerbakawatja mengatakan etika
adalah filsafat nilai, tentang perbuatan baik dan buruk dan moralitas.
- Drs. O.P.
Simorangkir menjelaskan bahwa
etika adalah pandangan manusia yang baik dan perilaku manusia yang buruk.
Etika bisa berarti cabang ilmu maupun sekadar pandangan
mengenai baik dan buruk perilaku dan ucapan seseorang. Beberapa istilah yang
sering digunakan untuk mengungkapkan penggambaran etika dalam masyarakat Jawa,
misalnya sopan pantun, unggah-ungguh, dan tata krama.
SOPAN SANTUN
Sopan santun merupakan gabungan dari dua kata, yaitu sopan
dan santun. Jika sopan santun dimaknai secara bersamaan adalah sebuah takaran
kebaikan seseorang yang berkaitan dengan perilaku dan ucapan. Sopan menunjukkan
perilaku seseorang yang mengedepankan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat,
sedangkan santun mencerminkan ucapan seseorang yang mengedepankan norma-norma
yang berlaku dalam masyarakat.
Sopan santun bisa juga diartikan sebagai sikap ramah yang
diperlihatkan pada beberapa orang di hadapannya. Masyarakat Jawa mengenal sikap
ramah dengan sebutan sumeh atau murah senyum. Sejak dahulu kala orang Jawa
sudah dikenal sebagai orang yang ramah oleh bangsa lain.
Sikap ramah dilakukan seseorang dengan harapan untuk
menghormati atau menghargai orang itu, hingga membuat kondisi yang nyaman serta
penuh keharmonisan. Sikap sopan santun menjadi sebuah kewajiban yang harus
dikerjakan mulai dari anak-anak sampai orang tua.
UNGGAH-UNGGUH
Mungkin bagi orang Jawa kata unggah-ungguh sudah menjadi kata
yang sering terdengar di telinga, namun banyak juga yang masih meraba-raba apa
itu unggah-ungguh? Unggah-ungguh adalah tata aturan bahasa menurut kedudukan
tata krama atau pantasnya.
Bahasa dalam konteks masyarakat Jawa tidak sekadar digunakan
begitu saja, namun harus memperhatikan empan papan. Istilah empan papan ini
mengacu pada dua hal yang berbeda. Empan berhubungan dengan hal kepada siapa
seseorang itu berbicara. Papan menunjuk tempat maupun latar yang menyelimuti
pembicaraan itu berlangsung.
Ragam bahasa Jawa secara umum ada dua yaitu ngoko dan krama. Ragam bahasa ngoko
digunakan untuk berbicara dengan orang yang lebih tua atau memiliki kedudukan
lebih tinggi. Ragam bahasa krama digunakan untuk berbicara dengan orang yang
lebih muda atau memiliki kedudukan lebih rendah. Pada prakteknya nanti ragam
bahasa ngoko dibagi menjadi dua, yaitu
ngoko lugu dan ngoko alus. Ragam bahasa krama
dibagi menjadi dua, yaitu krama lugu
dan krama alus.
TATA KRAMA
Tata krama terdiri atas dua kata yaitu tata dan krama. Tata berarti
memosisikan sesuatu dengan standar atau pertimbangan yang diinginkan. Krama berasal
dari istilah dalam ragam bahasa Jawa yaitu ragam bahasa Jawa yang tinggi maka
ada istilah krama inggil. Tata krama
adalah perilaku dan berucap yang baik atau sopan santun yang sudah menjadi
kebiasaan di masyarakat dan menjadi norma dalam berinteraksi atau
bersosialisasi.
Beberapa hal yang mencerminkan tata krama masyarakat Jawa dalam
kehidupan sehari-hari.
- Menundukkan badan ketika lewat di depan orang tua.
- Memberikan sesuatu dengan ucapan yang santun dan menerima sesuatu dengan mengucapkan matur nuwun atau terima kasih.
- Berbicara dengan orang lain menggunakan unggah-ungguh basa yang tepat.
- Membiasakan mengucapkan nyuwun tulung atau minta tolong ketika meminta bantuan.
Demikian perbedaan istilah sopan santun, unggah-ungguh, dan tata krama. Semoga pembahasan ini bermanfaat. (*)
No comments:
Post a Comment