Apakah Anda pernah melihat kebo? Ya kebo adalah bahasa Jawa, sedangkan dalam bahasa Indonesia disebut kerbau. Kata kebo menjadi kerbau telah melalui proses diftongisasi, karena huruf /o/ telah berubah menjadi /au/.
Ketika kita kecil sering
mendengarkan dongeng mengenai kehidupan binatang yang disebut fabel. Dalam dongeng
itu kerbau digambarkan sebagai hewan yang berbadan besar, tetapi bodoh. Sehingga
setiap orang yang bodoh pasti diidentikkan dengan kerbau.
Pada kesempatan ini mari
kita mengungkapkan gambaran kerbau dalam ungkapan bahasa Jawa. Saloka sebagai ungkapan bahasa Jawa
menggambarkan atau mengumpamakan seseorang dengan benda atau hewan. Penggambaran
kerbau dalam saloka sangat beragam
sesuai dengan keadaan yang digambarkan.
KEBO BULE MATI SETRA
Ungkapan kebo bule mati setra berarti orang yang
pandai yang sengsara hidupnya karena tidak bisa mengamalkan ilmunya. Sifat yang
melekat pada kerbau kali ini sedikit berbeda dengan pada umumnya, karena kerbau
diartikan sebagai orang yang pandai. Walaupun pada akhirnya orang yang pandai
ini tidak bisa memanfaatkan kepandaiannya.
KEBO ILANG TOMBOK KANDHANG
Kebo ilang tombok kandhang adalah seseorang yang berusaha mencari barangnya yang
hilang, namun justru menghabiskan barang yang lainnya. Ungkapan ini hanya
menggambarkan kerbau sebagai orang saja tanpa sifat yang melekat. Penekanan pada
ungkapan ini hanya pada keadaan seseorang yang mengalami kerugian ganda mirip
dengan ungkapan jatuh tertimpa tangga.
KEBO KABOTAN SUNGU
Ungkapan kebo kabotan sungu adalah penggambaran
dari orang tua yang hidupnya sengsara karena terlalu banyak anak. Mungkin ungkapan
ini adalah pertentangan dari pemahaman banyak anak banyak rezeki. Pada hakikatnya
keadaan seperti ini tergantung pada perilaku hidup yang diterapkan.
KEBO LUMAKU DIPASANGI
Kebo lumaku dipasangi maksudnya adalah seseorang yang seharusnya hidup santai atau
selesai bekerja, namun masih dipekerjakan. Gambaran seperti ini menunjukkan
keadaan seseorang yang tidak pada mestinya, misalnya seseorang yang sudah tua
atau pensiun dari pekerjaannya namun masih dipekerjakan.
KEBO LUMUMPAT ING PALANG
Ungkapan kebo lumumpat ing pagar artinya orang
yang melanggar peraturan atau hukum. Kerbau memang termasuk hewan peliharaan,
namun kadang kala sifat hewaninya juga keluar, misalnya melompati pagar. Kerbau
menggambarkan seseorang yang melampaui batas-batas pranata kehidupan seperti
norma sosial, doktrin agama, maupun hukum negara.
KEBO MULIH MENYANG KANDHANGE
Kebo mulih menyang kandhange menggambarkan keadaan seseorang yang sudah berhasil dalam
perantauan dan tiba saatnya kembali ke kampung halamannya. Kerbau kali ini
digunakan untuk menggambarkan seorang perantau. Hal yang bagus jika seseorang
berhasil membangun kampung halamannya, walaupun harus merantau terlebih dahulu.
Kampung halaman selalu menjadi tempat tinggal terindah bagi setiap orang.
KEBO MUTUNG ING PASANGAN
Ungkapan kebo mutung ing pasangan artinya
seseorang yang tidak mau melanjutkan pekerjaannya karena tidak menyukai
pekerjaan itu. Jangan sampai gambaran dari ungkapan itu terjadi pada kehidupan
kita. Seseorang yang melakukan rutinitas kerja memang kadang menjenuhkan, maka
perlu kiranya melakukan rekreasi secukupnya untuk meningkatkan etos kerja. Pada
intinya ada waktunya kerja, ada waktunya beristirakat. Pengelolaan waktu sangat
diperlukan dalam hidup kita.
KEBO NYUSU GUDEL
Ungkapan kebo nyusu gudel menggambarkan orang tua
yang meminta diajari oleh anak muda yang lebih pandai. Pada ungkapan ini kerbau
menggambarkan orang tua. Sebagai orang tua tidak seharusnya malu bertanya
kepada anaknya ketika memang tidak tahu sesuatu dan dipandang anaknya lebih
paham akan hal itu. Keadaan seperti ino juga baik diterapkan dalam lingkungan
kerja, supaya tercipta harmonisasi tim kerja dan tercapai tujuan yang
direncanakan.
KEBO SAPI DIKELUHI YEN WONG DIKANDHANI
Kebo sapi dikeluhi yen wong dikandhani artinya bentuk pembelajaran itu disesuaikan dengan siapa atau apa yang diajari. Ungkapan ini berlawanan dengan digebyah uyah yen padha asine, yaitu asal disamakan tanpa dasar yang jelas. Memang kadang kala kita memperlakukan sesuatu itu secara sama. Mungkin hal itu kita lakukan untuk meringkas pekerjaan dan menyingkat waktu. Mari kita melaksanakan tugas sebaik mungkin sesuai dengan kemampuan kita dan memperlakukan sesuatu sebagaimana mestinya. (*)
No comments:
Post a Comment