Wayang kulit dibuat dari kulit kerbau dan sapi yang ditatah dan di-sungging menjadi bermacam-macam bentuk dan ukuran. Pembuatan wayang kulit dalam berbagai macam bentuk dan sunggingan memunyai tujuan untuk menggambarkan sifat perwatakannya. Menurut Sidharta (1995: 142), boneka wayang kulit Jawa disetilir dengan halus, baik dari segi penggambaran figur manusia, tata rambut, pakaian, perhiasan, dan paras muka sehingga telah menjadi simbol.
Bentuk tatahan dan sunggingan
wayang kulit itu memunyai pedoman terperinci yang sering disebut panca candra. Pembahasan mengenai panca candra yang diterapkan pada
pergelaran wayang kulit mencakup bentuk mata (netra), perwajahan (netya),
karakter (wanda), bentuk tubuh (dedeg piyadeg), dan perilaku (solah bawa).
MATA
ATAU NETRA
Mata adalah panca indra yang digunakan untuk melihat gambaran atau pemandangan di dunia. Masyarakat Jawa menyebut mata dengan sebutan netra, yaitu dalam ragam bahasa krama. Penggambaran bentuk mata dalam wayang kulit itu memiliki bentuk yang berbeda-beda. Menurut Sastroamidjojo (1964: 32), beberapa bentuk mata dalam wayang kulit yang dapat dijumpai antara lain, gabahan, kadhelen, kadhondhongan, pananggalan, kelipan, thelengan, dan plelengan. Berdasarkan bentuk lubang mata wayang kulit dapat dibedakan menjadi tiga, antara lain jaitan, brebes, dan blarak ngirit. Perbedaan bentuk mata pada wayang kulit itu menggambarkan watak yang berbeda-beda pada setiap wayang kulit.
Baca juga: Penggambaran Mata atau Netra Wayang Kulit
PERWAJAHAN
ATAU NETYA
Perwajahan atau netya adalah bentuk wajah yang dimiliki oleh wayang kulit. Sama halnya dengan manusia, wayang kulit juga memunyai bentuk wajah yang berbeda-beda. Beberapa bentuk penggambaran wajah wayang kulit antara lain, perwajahan sumeh, soma, someg, sumenggah.dan samun.
Baca juga: Penggambaran Perwajahan atau Netya Wayang Kulit
KARAKTER
ATAU WANDA
Karakter atau wanda adalah bentuk wayang kulit yang menggambarkan perwatakannya. Ada beberapa bentuk wanda yang dapat dijumpai pada wayang kulit, misalnya wanda ruruh, wanda sereng, wanda serang, wanda sirung, dan wanda sarang.
Baca juga: Penggambaran Karakter atau Wanda Wayang Kulit
BENTUK
TUBUH ATAU DEDEG PIYADEG
Bentuk tubuh atau disebut dedeg piyadeg tokoh wayang kulit menggambarkan perwatakan yang dimilikinya. Beberapa bentuk tubuh yang dapat dijumpai pada wayang kulit, misalnya dedeg piyadeg prakosa, dedeg piyadeg pidegsa, dedeg piyadeg ngropek, dedeg piyadeg ngropah, dan dedeg piyadeg nripik.
Baca juga: Penggambaran Bentuk Tubuh atau Dedeg Piyaded Wayang Kulit
PERILAKU
ATAU SOLAH BAWA
Perilaku dalam bahasa Jawa disebut
dengan istilah solah bawa. Perilaku
yang digambarkan oleh dalang pada setiap wayang kulit akan memiliki perbedaan.
Menurut Haryanto (1992: 52), jenis perilaku wayang kulit yang dapat dijumpai
antara lain, perilaku cakep, cakup,
cikat, cakut, dan cakcek.
Tokoh wayang kulit memunyai perilaku berbeda-beda sesuai dengan tujuan perwatakan yang dibentuk berdasarkan lakon. Menurut Haryanto (1992: 53), watak wayang kulit dapat dikategorikan menjadi tiga golongan utama, yaitu wiratama, wiraparusatama, dan pamonging wiratama.
Baca juga: Penggambaran Perilaku atau Solah Bawa Wayang Kulit
Setiap wayang kulit memiliki jenis suara yang berbeda-beda sekaligus melambangkan karakter yang dimiliki. Menurut Poedjosoedharmo (1986: 89), suara wayang kulit berpadu dengan bentuk mata, mulut, tatapan muka, ukuran tubuh, cara berdiri, hiasan kepala, tatanan rambut, dan pakaian menggambarkan watak yang dimiliki. Semoga ulasan ini bermanfaat, khususnya bagi yang ingin mengenal wayang kulit. (*)
No comments:
Post a Comment