Guru dan siswa harus memiliki hubungan yang baik dengan memperhatikan etika masing-masing. Berikut ini pencerminan etika siswa dalam mengungkapkan rasa berterima kasih, sebuah ungkapan sederhana dari siswa yang berarti dalam.
TERIMA KASIH GURUKU guruku,
sangat cantik, secantik Ia mendendangkan lagu jiwa pada setiap muridnya.
mengajar manusia bukan sebagai obyek namun sebagai subyek pelaku. karena,
menurutnya, muridnya adalah koleganya yang juga memberi banyak pelajaran
hidup. membuatnya banyak belajar dari synopsis yang terangkum dalam satu mata
kuliah. karena, satu mata kuliah yang diampu juga merupakan babak kehidupan.
disitu akan menandai bibit-bibit baru, pemikiran dan ide. melahirkan banyak intepretasi
dan pemahaman. dan setiap individu yang ikut kelak juga akan menyebarkan
kisah dalam satu mata kuliah pada orang2 yang ditemuinya. bukankah, rantai
pembelajaran itu berkaitan dan bersebaran. oleh sebab itu aku suka dunia
pendidikan. dan semoga tak ada intrik di dalamnya. kembali
lagi, kuingat wajah guruku. dari deretan guru yang pernah kukenal dari aku TK
hingga jenjang hari ini. berderetan guru telah kukenal. namun, saat itu aku
masih belum mengerti arti belajar. ya, aku murid yang rajin belajar. karena
aku belajar maka aku mendapat nilai yang bisa kukatakan lumayan bagus. dan
aku anak yang baik sehingga aku tak ada masalah saat belajar atau dalam
perkembanganku. aku berada pada batas wajar. bukan, anak nakal yang layak
dikenal atau anak pintar yang pasti terkenal atau anak di bawah rata-rata
yang sulit dikenal. namun, anehnya, karena aku hanyalah pada batas kewajaran
aku malah tidak dikenal. bahkan, guru-guruku pun harus menanyakan namaku lagi
saat ada Tanya jawab di dalam kelas. saat ini, hal ini harus kugaris bawahi,
menjadi guru harus mengenal semua muridnya. jangan mengeluh muridku jumlahnya
terlalu banyak. karena, bagiku, saat itu, sangat memalukanku. ternyata,
guruku sendiri tak kenal namaku. mungkin, karena aku siswa yang wajar2 saja. dan,
guruku satu ini. meski lupa nama muridnya. Dia selalu membuat kami bangga,
karena dia tahu bagaimana mengenal kebiasaan muridnya. mulai dari cara
mengikat rambut, atau dia menanyakan sesuatu yang memang selalu kukerjakan
saat aku mengikuti kelasnya. dan bagiku, itu sangat berarti. banyak
dikenal seperti kebanyakan orang mengenalnya. tapi, suatu saat, bila kalian
mengenalnya, kalian akan merasa iri padaku. karena, aku lebih kenal dulu
dengannya. karena, guruku, selalu membuatku tersadar bahwa aku adalah manusia
biasa. aku ada banyak kekurangan. meski demikian, guruku tak pernah membuatku
malu atas kekuranganku. di depan kelas sekalipun, tak pernah membuatku kecil
hati. dia selalu membangun lebihku. yang mesti hanya sedikit. tapi, cukup
membuatku bangga untuk menampilkannya. aku bilang padanya. aku suka mengajar
dan belajar. dan ternyata itu menyenangkan, meski ada banyak orang yang
memilikinya, tapi aku senang. guru
pun mengajariku arti kesuksesan hidup. apa itu sukses menurut guruku. kata
guruku, sukses itu definisinya banyak. bergantung keadaan, tempat, waktu,
pemikiran masyarakatnya dan kedewasaan lingkungan sekitarnya. dulu aku
berpikir, sukses itu banyak duitnya, banyak pengagumnya, dan ternyata
definisi ini memang masih berlaku, hanya saja sedikit kugeser ke arah
kepuasan batinku. meski orang bilang aku tak sesukses si A, tapi hatiku cukup
puas mendapatkan apa yang hari ini kucapai. karena, rasa puas dan syukurku
adalah akumulasi perjuangan dan kerja kerasku. oh, bukan, bukan hanya aku
saja disini yang berperan. aku lupa menyebut nama yang tak terbilang
banyaknya itu. bisakah
aku menjadi guru yang bukan hanya mengajar namun juga berbagi ilmu.
memperlihatkan yang terlihat oleh mata namun bisa dilihat oleh batin.
membahasakan bahasa yang sulit untuk diuntai dalam kata karena tidak terbiasa
mengungkapkan. atau, menyadari sesuatu yang biasa sebagai suatu hal yang
begitu detail hingga kita mengatakan itu rutinitas. dan
guruku ini, begitu banyak memberiku. memberiku modal belajar yang tak terkian
harganya. memberiku kesempatan untuk bisa menjadi aku saat ini. mungkin, ini
juga yang dirasakan plato pada Socrates. guru yang besar akan melahirkan
murid-murid yang besar. |
Keterangan: ucapan terima kasih dari siswa kelas 7C tahun pelajaran 2019-2020 SMP Negeri 20 Surabaya
Rasa terima kasih sebenarnya sama seperti rasa bersyukur, yaitu bisa diungkapkan dalam hati, ucapan, maupun perbuatan. Isi ucapan terima kasih itu sudah mewujudkan ungkapan syukur dalam bentuk ucapan, lebih tepatnya ucapan yang tertulis. Semoga akan dilanjutkan cara bersyukur secara tindakan dengan mengamalkan semua imu yang telah diperoleh. Selamat menuntut ilmu pada tahap yang lebih tinggi! (*)
No comments:
Post a Comment